Jumat, 18 Oktober 2013

DEFINISI PLASTIK DAN SEJARAHNYA


 Oktober 2013
========================================================================

DEFINISI PLASTIK DAN SEJARAHNYA

A.    DEFINISI PLASTIK
        
           Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Mereka terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Plastik adalah bahan yang mempunyai derajat kekristalan lebih rendah daripada serat, dan dapat dilunakkan atau dicetak pada suhu tertentu, “ jika tidak banyak bercampur silang antar jenis satu sama lain “ . Plastik dapat dicetak (dan dicetak ulang) sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
          Plastik dapat didesain dengan variasi yang sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras, "reliency" dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri dan rumah tangga. Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara tapi paling umum dengan melihat polimernya (vinyl {chloride}, polyethylene, acrylic, silicone, urethane, dll). Klasifikasi lainnya plastik adalah polimer; rantai panjang atom yang mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer".
          Perkembangan plastik berasal dari penggunaan material alami, seperti: permen karet, "shellac" sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia seperti karet alami, "nitrocellulose" dan akhirnya ke molekul buatan-manusia seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene. Material plastik pertama kali digunakan sejak abad ke-19. Hal ini terlihat dari banyaknya plastik yang dibuat dan dicetak. Akan tetapi, pada tahun 1990-an, plastik menjadi bahan atau bagian kebutuhan yang sangat diinginkan. Hal ini terbukti dari meningkatnya plastik yang dibuat dan dicetak pada masa itu.
          Tiap tahun, kebutuhan akan plastik semakin bertambah. Pada tahun 2000 -an plastik dicetak sebanyak ratusan juta ton. Terbayang bukan, betapa banyaknya kebutuhan orang akan plastik sebab hampir semua bahan dan alat yang kita gunakan terbuat dari plastik, semisal botol, sandal, tas, keranjang, ember, dan gelas. Plastik menjadi primadona karena dianggap awet, kuat, dan ringan. Meski bersifat hampir sama dengan logam (awet dan kuat), tapi logam dianggap terlalu berat dan mahal. Akhirnya, hal itu yang membuat kebutuhan plastik di dunia semakin tinggi.
          Dari jumlah plastik yang dikomomditi dengan yang diaur ulang tidaklah seimbang. Sebanyak miliaran botol plastik telah menjadi sampah percuma hampir setiap tahunnya, sedangkan yang didaur ulang hanya jutaan botol plastik saja. Ini yang menyebabkan permasalahan limbah plastik di dunia semakin meningkat tiap tahunnya.

B.  SEJARAH PLASTIK

          Plastik menggantikan bola biliar yang semula terbuat dari semen. Adalah Alexander Parkes, orang yang pertama kali memperkenalkan istilah plastik. Ketika itu, Parkes memperkenalkannya di sebuah Great International Exhibition di London pada 1892. Salah satu hasilnya adalah ketika bola biliar yang semula terbuat dari semen digantikan dengan bahan temuan Hyatt ini. Sayangnya, temuan Hyatt dianggap kurang bagus sebab jenis plastik ini sangat mudah meleleh di udara panas dan akhirnya bentuknya rusak. Ketika selulosa dijadikan bahan pembuat film yang kemudian disebut seluloid pada awal 1900.
          Dalam waktu hampir bersamaan, tepatnya 1897, muncul jenis plastik lain bernama formaldehyde resins atau yang disebut bakelit. Namun, jenis plastik ini kemudian disebut sebagai plastik modern. Salah satu produk yang terkenal ketika itu adalah ketika jenis ini digunakan sebagai campuran pembuat kapur tulis. Plastik jenis ini mencampur antara formaldehyde resin dengan teknik pembuatan dengan elektrisitas (listrik).  Plastik milik Smith bersifat lebih keras dan kaku. Secara garis besar, pada 1839 – 1894 merupakan era kemunculan plastik jenis semisintetis. Sedangkan pada awal abad ke-20 (1908 – 1932) merupakan era paling produktif munculnya jenis-jenis plastik, mulai dari plastik yang kemudian dijadikan benang (nilon), PVC, “ yang lebih elastis ”, hingga “si busa putih bernama Styrofoam temuan Ray McIntire pada 1954″.
          Memasuki era modern, 1940 – 1980, material pembuat plastik bukan hanya dari selulosa, alkohol, atau resin, namun ada yang dicampur kristal. Yang sifatnya kaku, awet, dan bening transparan seperti kristal. Plastik jenis ini kemudian banyak digunakan sebagai kaca lampu kendaraan atau lampu-lampu lainnya.



MACAM – MACAM PLASTIK DAN JENIS – JENISNYA


A.    SIFAT – SIFAT PLASTIK BESERTA PENGELOMPOKANNYA

v  Plastik mempunyai ciri – ciri sifat secara umum, yaitu:

-          Ringan, berat jenis 1,1 1,6 (logam Mg=1,75).
-          Tahan kelembaban dan tahan korosi.
-          Kekuatan dielektrik yang baik.
-          Transparan atau berwarna.
-          Daya redam getaran yang baik.
-          Lebih mudah dibentuk dibandingkan logam.
-          Kekuatan lebih rendah daripada logam.
-          Tidak tahan panas dan stabilitas dimensi rendah


B.     SIFAT FISIKNYA :

v  Termoplastik. Merupakan jenis plastik yang bisa didaur-ulang/dicetak lagi dengan proses pemanasan ulang. Contoh: polietilen (PE), polistiren (PS), ABS, polikarbonat (PC).

v  Termoset. Merupakan jenis plastik yang tidak bisa didaur-ulang/dicetak lagi. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan molekul-molekulnya. Contoh: resin epoksi, bakelit, resin melamin, urea-formaldehida

C.     KINERJA DAN PENGGUNAAN PLASTIK

v Plastik Komoditas => sifat mekanik tidak terlalu bagus, dan tidak tahan panas
       Contohnya: PE, PS, ABS, PMMA, SAN
Aplikasi: barang-barang elektronik, pembungkus makanan, botol minuman

v  Plastik Teknik => Tahan panas, temperatur operasi di atas 100 °C, sifat mekanik bagus
Contohnya: PA, POM, PC, PBT
Aplikasi: komponen otomotif dan elektronik

v  Plastik Teknik Khusus => Temperatur operasi di atas 150 °C, sifat mekanik sangat bagus (kekuatan tarik di atas 500 Kgf/cm²)
Contohnya: PSF, PES, PAI, PAR
Aplikasi: komponen pesawat


D.    PLASTIK BERDASARKAN JUMLAH RANTAI KARBONYA:

-          1 ~ 4 Gas (LPG, LNG)
-          5 ~ 11 Cair (bensin)
-          9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah
-          16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk)
-          25 ~ 30 Padat (parafin, lilin)
-          1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)


E.     PLASTIK BERDASARKAN SUMBERNYA :

v  Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut

v  Polimer sintetis =>
i.                     Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren
ii.                   Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis
iii.                  Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)


F.     BAHAN BAKU PLASTIK

v  Berbagai produk tumbuhan.
v  Mineral => batubara, batu kapur, gas alam, silika, minyak bumi, belerang.
v  Bahan organik.
v  Bahan tambahan => zat pewarna, pelarut, plastiser, pelumas, pengisi.

( Bahan pengisi ‘’filler” => bubuk kayu, serbuk logam, serat gelas, kapas, serat grafit,dll)

Ø Fungsi Bahan Pengisi

-           Mengurangi harga.
-          Menurunkan pengerutan.
-          Meningkatkan daya tahan panas.
-          Meningkatkan kuat impak & (sifat mekanik)


G.    ARTI LAMBANG SEGITIGA PADA KEMASAN PLASTIK

          Ada 7 macam plastik dengan tanda - tanda berbeda. Di bawah ini akan dijelaskan arti dari simbol tersebut, serta efek samping dan dampaknya:



1.     PET – Polyethylene Terephthalate

          Biasanya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya dan tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate). Plastik ini biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol Jenis PET/PETE ini direkomendasikan Hanya Sekali Pakai, kenapa? Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).
          Di dalam membuat PET, menggunakan bahan yang disebut dengan antimoni trioksida, yang berbahaya bagi para pekerja yang berhubungan dengan pengolahan ataupun daur ulangnya, karena antimoni trioksida masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan, yaitu akibat menghirup debu yang mengandung senyawa tersebut. Bagi pekerja wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran, pun bila melahirkan, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.


2.     HDPE – High Density Polyethylene

          Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) dibawah segitiga. Plastik ini biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain.
          HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastic berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya.
          HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.



3.     V – Polyvinyl Chloride

          Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V - V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol.
          PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada suhu -15oC. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).



4.     LDPE – Low Density Polyethylene

          Tertera logo daur ulang dengan angka 4 ditengahnya, serta tulisan LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek. Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60 oC sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.
          Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.


5.     PP – Polypropylene

          Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap.
          Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.


6.     PS – Polystyrene

           Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS (polystyrene) ditemukan tahun 1839, oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman, secara tidak sengaja. PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama.
          Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning jingga, dan meninggalkan jelaga.


7.     Other (biasanya polycarbonate)

          Jenis plastik ini biasanya ada  di tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon. Jadi sebisa mungkin hindari bahan plastik Polycarbonate.
          
          Di Indonesia, masih banyak sekali barang-barang plastik yang nggak mencantumkan simbol-simbol ini. Jadi kalau ada barang yang tidak bersimbol sebaiknya dihindari. memang, plastik bersimbol harganya jauh lebih mahal ketimbang yang tidak bersimbol, tapi jika dibandingkan dengan kesehatan keluarga dan orang-orang tercinta kita anda pilih yang mana?
          Khusus plastik dengan kode 1, 3, 6, dan 7 ( polycarbonate), seluruhnya memiliki bahaya secara kimiawi. Ini tidah berarti bahwa plastik dengan kode yang lain secara utuh aman, namun perlu dipelajari lebih jauh lagi. Maka, jika kita harus menggunakan plastik, akan lebih aman bila menggunakan plastik dengan kode 2, 4, 5, dan 7 (kecuali polycarbonate) bila memungkinkan. Bila tidak ada kode plastik pada kemasan tersebut, atau bila tipe plastik tidak jelas (misalnya pada kode 7, di mana tidak selamanya berupa polycarbonate), cara terbaik yang paling aman adalah menghubungi produsennya dan menanyakan mereka tentang tipe plastik yang digunakan untuk membuat produk tersebut.


H.    CARA PEMBUATAN, PENGGUNAAN, SERTA PENDAUR-ULANGAN PLASTIK BERLOGO


1.     PET – Polyethylene Terephthalate

v  Bahan apa yang digunakan untuk membuatnya?

          PET adalah singkatan dari polyethylene terephthalate – merupakan resin polyester yang tahan lama, kuat, ringan dan mudah dibentuk ketika panas. Kepekatannya adalah sekitar 1,35 – 1,38 gram/cc, ini membuatnya kokoh, rumus molekulnya adalah (-CO-C6H5-CO-O-CH2-CH2-O-)n.

v  Digunakan untuk apa saja?

          PET dapat ditemukan pada botol air, botol soda, botol jus, botol minyak goreng, tempat pindakas, kemasan makanan, botol dressing salad, dan bahkan cangkir gerai kopi kenamaan yang ada di mana-mana itu.

v  Dapatkah itu di daur-ulang setempat?

          Di berbagai tempat, disediakan tempat-tempat untuk mendaur-ulang plastik jenis ini, bahkan mereka menjemputnya ditempat untuk kemudian setelah terkumpul mereka bawa ke tempat daur-ulang.


2.     HDPE --  High Density Polyethylene.

v  Bahan apa yang digunakan untuk membuatnya?

          HDPE adalah High Density Polyethylene – resin yang liat, kuat dan kaku yang berasal dari minyak bumi, yang sering dibentuk dengan cara meniupnya. Rumus molekulnya adalah (-CH2-CH2-)n.

v  Digunakan untuk apa saja?

          HDPE dapat ditemukan pada cerek susu, botol detergen, botol obat, botol oli mesin, botol shampoo, kemasan juice, botol sabun cair, kemasan kopi dan botol sabun bayi.

v  Dapatkah itu di daur-ulang setempat ?

          Plastik dengan label #2 dapat didaur-ulang. Di berbagai tempat, tersedia tempat-tempat untuk mendaur-ulang plastik jenis ini, bahkan mereka menjemputnya di tempat untuk kemudian setelah terkumpul mereka bawa ke tempat daur-ulang.


3.     PVC -- Polyvinyl Chloride

v  Bahan apa yang digunakan untuk membuatnya ?

          PVC adalah Polyvinyl Chloride – Rumus molekulnya adalah  (-CH2-CHCl-)n. Ini merupakan resin yang liat dan keras yang tidak terpengaruh oleh zat kimia lain.

v  Digunakan untuk apa saja ?

          PVC dapat dijumpai pada tanda lalu lintas, botol minyak goreng, kabel listrik, botol pembersih kaca, mainan, botol shampoo, pipa air, kemasan kerut, dan kemasan makanan cepat saji.

v  Dapatkah itu di daur ulang di tempat ?

Tidak. kalau mungkin, jangan menggunakannya, atau kalau terpaksa menggunakannya, pakailah yang bekas

4.     LDPE -- Low Density Polyethylene

v  Bahan apa yang digunakan untuk membuatnya ?

          LDPE => Low Density Polyethylene adalah plastik yang mudah dibentuk ketika panas, yang terbuat dari minyak bumi, dan rumus molekulnya adalah (-CH2- CH2-)n. Dia adalah resin yang keras, kuat dan tidak bereaksi terhadap zat kimia lainnya, kemungkinan merupakan plastik yang paling tinggi mutunya.

v  Digunakan untuk apa saja ?

          LDPE dapat dijumpai pada tas plastik, botol, kotak penyimpanan, mainan, perangkat komputer dan wadah yang dicetak.

v  Dapatkah itu di daur ulang di tempat ?

Tidak, sedapat mungkin hindarilah menggunakannya, serta gunakan ulang kalau mungkin


5.     PP -- Polypropylene

v  Bahan apa yang digunakan untuk membuatnya ?

          Polypropylene merupakan plastik polymer yang mudah dibentuk ketika panas, rumus molekulnya adalah (-CHCH3-CH2-)n. Yang lentur, keras dan resisten terhadap lemak.

v  Digunakan untuk apa saja ?

          Polypropylene dapat dijumpai pada wadah makanan, kemasan, pot tanaman, tutup botol obat, tube margarin, tutup lainnya, sedotan, mainan, tali, pakaian dan berbagai macam botol.

v  Dapatkah itu di daur ulang di tempat ?

          Tidak, sedapat mungkin hindarilah menggunakannya, serta gunakan ulang kalau mungkin.


6.     PS – Polystyrene

v  Bahan apa yang digunakan untuk membuatnya ?

          Polystyrene adalah plastik polymer yang mudah dibentuk bila dipanaskan, rumus molekulnya adalah (-CHC6H5-CH2-)n. Sangat kaku dalam suhu ruangan.
v  Digunakan untuk apa saja?
          Polystyrene dapat dijumpai pada perkakas dari plastik, kotak CD, gelas plastik, wadah makanan dan nampan.

v  Dapatkah itu di daur ulang di tempat?

Tidak, Sementara itu, sedapat mungkin hindarilah menggunakannya, serta gunakan ulang kalau mungkin.


7.     Jenis Lain

v  Bahan apa yang digunakan untuk membuatnya?

          Paling sering, produk dengan label #7 terbuat dari campuran dua atau lebih jenis plastik (#1 sampai #6). Kadang kala label #7 mengindikasikan bahwa bahan baku resinnya tidak diketahui.

v  Digunakan untuk apa saja?

           Bisa jadi untuk segala macam benda, namun paling sering akan Anda jumpai plastik #7 digunakan dalam industri minuman ataupun makanan.

v  Dapatkah itu di daur ulang di tempat?

          Sayangnya tidak, plastik #7 tidak dapat didaur-ulang dengan cara tradisional, karenanya carilah alternatif lain.

          Setelah mengetahui berbagai jenis plastik dan sifatnya, diharapkan kita dapat lebih cermat dalam menggunakan plastik sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan plastik tersebut. janganlah menggunakan plastik yang tak tahan panas secara berulang.



PLASTIK DAN KESEHATAN


A.      BAHAYA PLASTIK TERHADAP KESEHATAN MANUSIA

1.     PET atau PolyEthylene Terephthalate
          Adalah Jenis Plastik yang hanya bisa sekali pakai, seperti biasa Botol air Mineral dan hampir semua Botol minuman lainnya. Jika pemakaiannya dilakukan secara berulang, terutama menampung air panas, lapisan polimer botol meleleh mengeluarkan zat karsinogenik dan dapat menyebabkan Kanker.

2.     HDPE atau High Density PolyEthylene
          Merupakan Jenis Plastik yang Aman jika dibandingkan dengan Jenis Plastik PET karena memiliki sifat tahan terhadap suhu tinggi. Sering dipakai untuk Botol susu yang berwarna putih susu, Tupperware, Botol Galon air minum, dan lain-lain. Meski demikian, jenis plastik disarankan untuk tidak dipakai berulang.




3.     PVC atau PolyVinyl Chloride
           Merupakan Jenis Plastikyang sulit didaur ulang, seperti botol-botol Plastik dan Plastik Pembungkus. Jangan gunakan Plastik jenis ini untuk membungkus makanan karena jenis plastik ini memiliki kandungan PVC atau DEHA yang berbahaya untuk Ginjal dan Hati.

4.     LDPE atau Low Density PolyEthylene
          Merupakan Jenis Plastik yang bisa didaur Ulang, baik dipakai untuk tempat minuman maupun makanan.

5.     PP atau PolyPropylene
          Baik digunakan untuk tempat minuman maupun makanan. Jenis Plastiksemacam ini lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah dan biasanya digunakan untuk botol minum bayi.

6.     PS atau PolyStyrene
          Merupakan Jenis Plastik yang digunakan untuk tempat minum atau makanan sekali pakai. Mengandung bahan bahan Styrine yang berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi dan sistem saraf.

Plastik Mika berbahan campuran antara  bahan PP/PE/PVC  biasanya digunakan untuk album, taplak meja, sampul, bungkus dll


B.     PRODUK PLASTIK BERBAHAYA

          Aneka produk berbahan plastik sangat mudah kita temukan di pasaran. Sifat plastik yang ringan dan tidak mudah pecah, serta berharga relatif murah, merupakan alasan banyak orang menggunakannya, mulai dari kantong belanja hingga kemasan atau wadah makanan dan minuman, namun belakangan, upaya mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari mulai banyak dilakukan. Selain karena dianggap tidak ramah lingkungan yang sukar diuraikan, sejumlah bahan pembuat plastik ternyata berisiko menimbulkan berbagai gangguan bagi kesehatan kita.
          Salah satunya adalah bisphenol-A (BPA). Zat kimia itu sudah digunakan untuk membuat plastik dan resin epoksifenolat sejak 1957. Sekitar 3,6 juta ton BPA digunakan oleh produsen setiap tahun untuk membuat berbagai barang konsumsi, seperti botol susu bayi dan botol minum, peralatan olahraga, CD dan DVD, serta untuk keperluan industri, seperti lapisan pipa air. Sementara resin epoksifenolat yang mengandung BPA digunakan sebagai pelapis bagian dalam kaleng makanan dan minuman.
          Sejak 2008, beberapa negara telah mempertanyakan keamanannya, yang mendorong beberapa pengecer menarik produk polikarbonat. Sebuah laporan 2010 dari Amerika Serikat Food and Drug Administration (FDA) memperingatkan kemungkinan bahaya terhadap janin, bayi dan anak-anak. Pada September 2010, Kanada menjadi negara pertama di dunia yang mengklasifikasikan BPA sebagai zat beracun. Dan negara-negara Uni Eropa dan Amerika Serikat juga sudah melarang peredaran botol susu dan peralatan makan anak-anak yang diduga mengandung BPA. Larangan itu dilatari kekhawatiran akan dampak kesehatan yang mungkin ditimbulkan oleh BPA, seperti obesitas, gangguan otak dan fungsi tiroid, kanker, bahkan penyakit jantung dan penurunan produksi sperma maupun kekebalan tubuh, serta pubertas dini. Beberapa penelitian menunjukkan, ikatan BPA yang tergolong tidak stabil dapat menyebabkan sejumlah kecil zat kimia itu terlepas ke dalam makanan atau susu formula yang menjadi isi suatu kemasan yang mengandung BPA, dan tertelan oleh manusia.
          Pelepasan BPA akan terjadi semakin banyak saat botol susu bayi atau botol air terkena panas, seperti saat direbus atau disterilisasi. Para ilmuwan menyebutkan, BPA dapat menjadi senyawa "pengganggu hormon" karena berpotensi mengganggu fungsi normal dari sistem hormon, yang menimbulkan efek merugikan pada kesehatan, reproduksi, perkembangan, serta masalah tingkah laku.


C.     MEMILIH PLASTIK YANG AMAN

          Nah, untuk menghindari dampak buruk BPA dari plastik bagi kesehatan, cermati penggunaan barang-barang yang berbahan plastik. Cara mudah untuk mengidentifikasi kandungan BPA adalah dengan memerhatikan kode resin – nomor dalam segitiga tanda panah melingkar di bawah barang-barang plastik. Kode resin 7 berarti plastik kemungkinan mengandung BPA. Selain itu, perhatikan "PC" di dekat simbol daur ulang, yang berarti polikabonat, yang dibuat dari BPA. Jangan gunakan plastik semacam ini sebagai temapoat makanan atau minuman.
          Pilih saja produk wadah makanan dan minuman yang tertera tulisan “BPA Free”, atau yang terbuat dari polietielen, polipropilen (kode resin 1, 2 dan 5), poliamida (PA), polietersulfon (PES), bambu, gelas, atau stainless steel.
          Ada baiknya juga Anda menghindari konsumsi makanan dan minuman kaleng, dan beralih ke makanan segar.  Dan pastikan wadah makanan dan minuman berbahan plastik tidak bersentuhan langsung dengan air panas.
          Dengan begitu, anda akan terbebas dari pengaruh buruk bahan plastik terhadap kesehatan anda.



PENGOLAHAN PLASTIK


A.    Pengolahan Limbah Plastik Dengan Metode Daur Ulang (Recycle)

          Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan. Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah domestik atau sampah. Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya. Selain itu aktifitas industri yang kian meningkat tidak terlepas dari isu lingkungan.
          Industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Dan bila limbah industri ini dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Jenis limbah pada dasarnya memiliki dua bentuk yang umum yaitu; padat dan cair.
          Limbah dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang keluar dalam bentuk %scrapt atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai. Dalam sebuah hukum ekologi menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada yang gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi limbah tersebut selalu dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal dengan prinsip Ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam sebuah rantai pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan baku yang baru.


B.     Limbah Plastik

           Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic. Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastik pun tidak terelakkan.
          Komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Rata-rata setiap pabrik industri menghasilkan satu ton limbah plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan.
          Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Limbah plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan puluhan tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu. Sedangkan didalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di Indonesia, penggunaan bahan plastik bisa kita temukan dihampir seluruh aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita sadar, kita mampu berbuat lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali (reuse) kantung plastik yang disimpan dirumah. Dengan demikian secara tidak langsung kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah digunakan. Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle).


C.     Pengelolaan Limbah Plastik Dengan Metode Recycle (Daur Ulang)

          Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang seringkali terjadi di kota-kota besar.
          Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya.
          Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia.
           Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk meningkatkan kualitas. Empat jenis limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu polietilena (PE), High Density Polyethylene (HDPE), polipropilena (PP), dan asoi.

D.    Plastik Daur Ulang Sebagai Matriks

         Di Indonesia, plastik daur ulang sebagian besar dimanfaatkan kembali sebagai produk semula dengan kualitas yang lebih rendah. Pemanfaatan plastik daur ulang sebagai bahan konstruksi masih sangat jarang ditemui. Pada tahun 1980 an, di Inggris dan Italia plastik daur ulang telah digunakan untuk membuat tiang telepon sebagai pengganti tiang-tiang kayu atau besi. Di Swedia plastik daur ulang dimanfaatkan sebagai bata plastik untuk pembuatan bangunan bertingkat, karena ringan serta lebih kuat dibandingkan bata yang umum dipakai.
          Pemanfaatan plastik daur ulang dalam bidang komposit kayu di Indonesia masih terbatas pada tahap penelitian. Ada dua strategi dalam pembuatan komposit kayu dengan memanfaatkan plastik, pertama plastik dijadikan sebagai binder sedangkan kayu sebagai komponen utama; kedua kayu dijadikan bahan pengisi/filler dan plastik sebagai matriksnya. Penelitian mengenai pemanfaatan plastik polipropilena daur ulang sebagai substitusi perekat termoset dalam pembuatan papan partikel. Produk papan partikel yang dihasilkan memiliki stabilitas dimensi dan kekuatan mekanis yang tinggi dibandingkan dengan papan partikel konvensional. Plastik daur ulang sebagai matriks komposit kayu plastik dengan menggunakan plastik polipropilena daur ulang. Dalam pembuatan komposit kayu plastik daur ulang, beberapa polimer termoplastik dapat digunakan sebagai matriks, tetapi dibatasi oleh rendahnya temperatur permulaan dan pemanasan dekomposisi kayu (lebih kurang 200°C).


Berikut adalah cara pemrosesan bahan plastik olahan atau daur ulang:

          Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu kiranya pendaur ulangan plastik dilakukan. Sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya.
    
Ø Tahapan proses daur ulang digolongkan menjadi 2 bagian besar, yaitu:

·         Bagian proses sortir bahan baku yang menggunakan tenaga manusia.
·         Bagian proses yang menggunakan mesin.

1.     Sortir

          Sortir merupakan proses pemisahan yang pertama kali dilakukan. Pada proses ini dilakukan  pekerjaan untuk memisahkan bahan baku yang datang dan membuang material / benda asing yang tidak diharapkan masuk ke dalam proses.


2.     Pemotongan / Penggilingan

          Proses ini dilakukan untuk mengurangi ukuran material dan mempermudah proses selanjutnya, dengan cara memotong atau merajang plastik dalam bentuk asalnya (kantong atau lembaran plastik).

3.     Pencucian

          Tujuan dari pencucian adalah agar tidak mengganggu proses penggilingan. Terdiri dari 2 tahap, yaitu:

a. Prewashing

          Untuk memisahkan material-material asing terutama agar tidak ikut dalam proses selanjutnya dengan menggunakan media cair sebagai sarana untuk mencuci material dan membawa material asing keluar dari proses.

b.  Pencucian Tahap 2:

          Pada bagian ini dilakukan pencucian menggunakan mesin friction water. Materi dicuci kembali oleh ulir menanjak  yang berputar pada putaran tinggi sehingga hasil dari friksi dapat melepaskan material asing yang masih terdapat pada bahan, dimna bagian ini masih menggunakan media air untuk membawa material asing keluar dari proses.

4.     Pengeringan

          Pengeringan dilakukan secara mekanik yaitu dengan memeras material dengan gerakan memutar sehingga air dapat keluar. Dengan menguapkan air pada suhu tertentu agar bahan benar-benar terbebas dari suhu yang melekat.

5.      Pemanasan

          Material yang telah bersih dari kotoran dilelehkan dengan proses pemanasan material pada suhu 200oC, dimana suhu panas dihasilkan oleh heater. Selanjutnya lelehan dialirkan untuk menuju proses penyaringan.

6.     Penyaringan

          Dilakukan dengan lembaran besi yang dilobangi sebesar kira-kira 4mm di seluruh permukaannya. Diharapkan lelehan plastik akan melewati saringan ini untuk menghasilkan lelehan plastik berbentuk silinder panjang yang nantinya akan dipotong-potong.

7.     Pendinginan

          Setelan berbentuk silinder, material dilewatkan pada air dingin sebagai media pendingin.




8.     Pencetakan/Penggilingan

          Pencetakan bijih plastik dilakukan dengan membentuk lelehan plastik menjadi berbentuk mie dengan diameter 4 mm.

9.     Pembungkusan dan Pemeriksaan

          Dilakukan pembungkusan terhadap material kering dalam karung plastik. Pemeriksaan untuk mengetahui apakah proses produksi berjalan baik.

“ Titik leleh termoplastik berkisar antara 60°C sampai 300°C “


E.     CARA PEMROSESAN BAHAN BAKU PLASTIK DAUR ULANG

1.     Pencampuran :
         
          Untuk memperoleh sifat-sifat tertentu bahan plastic biasanya dicampur dengan bahan-bahan penambah (additive).
Bahan campuran biasanya terdiri dari:
● Resin
● Stabiliser
● Pewarna
● Plastiser
● Pengisi

2.     Pra Pembentukan :

          Sebelum dimasukkan ke dalam mesin cetak, bahan yang telah dicampur biasanya di cetak dahulu dalam bentuk awal (prapembentukan/preforming):

Bahan termoplastik => pra pembentukan dilakukan dengan mencetak bahan mendekati bentuk rongga cetakan, dengan berat jenis yang sama (berarti volumenya juga sama), sehingga dapat menghemat bahan baku dan mempercepat proses.

Bahan termosetting => pra pembentukan dilakukan dengan mencetak dingin bahan dalam bentuk pelet tanpa pengolahan pendahuluan.


F.     MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA

1.     Cetak Tekan :

 Cetakan logam dipanaskan (120– 205 C)
 Bahan dalam bentuk serbuk atau Pra bentuk dimasukkan ke dalam cetakan, sehingga bahan menjadi lunak.
 Cetakan ditutup dan plunyer ditekan (o,7 – 55 Mpa)
 Bahan mengalir mengisi rongga cetak
 Bahan mengeras, produk jadi

2.     Cetak Injeksi Bahan Termoplastik :

● Bahan cetak dimasukkan ke ruang pengumpan
● Dengan gaya gravitasi bahan masuk ke ruang pemanas, setelah melalui alat pengukur
● Akibat pemanasan (120-260C), bahan mengalami plastitisasi dan kemudian diinjeksikan ke dalam cetakan tertutup dengan tekanan cukup besar (sekitar 200 Mpa)
● Produk cetak mengeras di bawah pengaruh pendinginan air
● Penekan ditarik dan produk dikeluarkan

3.     Cetak Injeksi Bahan Termosetting :

● Bahan cetak dimasukkan ke ruang pengumpan
● Dengan gaya gravitasi bahan masuk ke dalam tabung dan didorong kedepan oleh ulir yang berputar dan sekaligus dipanaskan
● Akibat pemanasan, bahan di depan ulir mengalami plastisisasi dan masih tertahan oleh plunyer sampai jumlah bahan tertentu
● Plunyer turun dan ulir memaksa bahan memasuki ruang transfer
● Bahan ditekan memasuki ruang cetakan
● Bahan mengalami pengerasan, produk jadi Ekstrusi :
● Bahan cetak dalam bentuk serbuk atau butiran dimasukkan ke ruang pengumpan
● Bahan digerakkan masuk ke ruang pemanas oleh sekrup spiral, hingga menjadi massa yang kental
● Bahan ditekan melalui cetakan
(die)
● Produk yang dihasilkan didinginkan dengan udara, air, atau permukaan yang dingin
● Produk pengeras selama berada di atas ban berjalan Cetak Tiup :
● Bahan plastik (parison) dimasukkan melalui hopper, kemudian diekstrusi secara cepat hingga keluar dari ruang mesin
● Pada waktu cetakan ditutup parison terpotong, dan akibat tekanan udara bahan tertekan ke permukaan cetakan
● Setelah produk cukup dingin, cetakan dibuka dan produk dikeluarkan.

G.    PROSES PENGGILINGAN PLASTIK

1.       Bahan yang terdiri dari resin, plastisor, pengisi, dan pewarna diaduk dan dipanaskan, kemudian diumpankan kedalam penggilingan.
2.       Sela antara kedua rol mendesak bahan plastik tersebut sehingga menghasilkan ketebalan tertentu.
3.       Plastik didinginkan melalui rol pendingin, kemudian lembaran digulung Ekstrusi Lembaran Tipis dan Film (Bahan yang digunakan polipropilen, polietilen, polistiren, atau ABS).
4.       Bahan dicampur kemudian dimasukkan kedalam pengumpan Ekstrusi Lembaran Tipis dan Film.
5.       Bahan dipanaskan, kurang dari 315 C dan ditekan melalui suatu die oleh konveyor sekrup dengan tekanan 14 sampai 28 Mpa.
6.       Lembaran didinginkan melalui rol dengan minyak atau air.
7.       Lembaran dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan.




v Cetakan Untuk Plastik :

 Bahan cetakan : - baja yang diberi perlakuan panas.
 Pembuatan Cetakan : - dengan pemesinan presisi.
 Faktor penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
cetakan:
i.                     Diperlukan tirus dan sudut-sudut tertentu untuk memudahkan mengeluarkan benda dari cetakan
ii.                   Diperlukan pen ejector untuk mengeluarkan benda daricetakan, dan harus diletakkan di tempat yang tidak mengganggu.
iii.                  Harus diperhitungkan penyusutan bahan yang biasanya berkisar antara 0,003 hingga 0,009 mm per milimeter (0,3-0,9%)

v Jenis Cetakan

● Cetakan Tekan
● Cetakan Injeksi

1. Cetakan Tekan:

=> Cetakan Tangan.
=> Diisi dan dibongkar di atas bangku;
=> Pada pres terdapat sarana pemanasan dan pendinginan
=> Cetakan semi-automatis :
=> Terpasang dengan kokoh pada mesin pres dan dipanaskan atau didinginkan oleh pelat;
=> Pada waktu cetakan membuka, benda dikeluarkan secara automatik dari cetakan jenis ganda atau  tunggal

2       Cetakan Injeksi :

Terdiri dari dua bagian yaitu bagian terpasang (tetap) dan bagian yang dapat digerakkan;
Permukaan kedua bagian diselesaikan dengan teliti dan saling menutupi dengan tepat;
Ruang cetak harus sentral terhadap saluran turun pada cetakan tetap sehingga bahan dan tekanan diteruskan secara merata;
Pen pemandu dilekatkan pada belahan cetakan tetap sehingga menjamin ketepatan gerak belahan yang satunya;
Terdapat saluran pendingin pada kedua belahan cetakan dan setelah pendinginan bahan cendrung menyusut dan terlepas dari dinding cetakan sehingga mudah dikeluarkan;
Produk yang masih melekat pada inti belahan cetakan yang dapat bergerak, dikeluarkan dengan mekanisme ejektor.


Semoga Bermanfaat dan Membantu !!